Nama : Muhammad Yusron Maimun
Kelas : XI TKJ 1No. Absen : 24
Ringkasan materi analogi routing
I. Proses terjadinya routing routing tableBerikut akan dijelaskan step by step proses terjadinya routing dalam sebuah jaringan. Contoh kasus yang diulas terkait pengiriman data dari komputer satu ke komputer lain dalam jaringan lokal. Dalam contoh ini, seorang user di komputer A dengan IP address 10.10.10.1/24 akan mengirimkan file melalui share direktori ke komputer B dengan IP address 10.10.10.2/24 :
1. User komputer A (10.10.10.1) akan meletakkan file pada share directory komputer B (10.10.10.2).2. Pada komputer A, aplikasi Windows Explorer yang digunakan oleh user akan memanggil function sistem operasi untuk memulai sesi komunikasi (layer 5 OSI) dengan komputer tujuan. Pada sesi ini, komputer berbasis Windows menggunakan protokol SMB (Server Message Block) untuk melakukan banyak tugas komunikasi. Peran utama protokol SMB adalah mengatur sesi transfer file, tetapi sebagai catatan SMB tidak menangani proses transfer itu sendiri (hanya mengatur sesi pengiriman). Adapun untuk menangani proses transfer, SMB akan memanggil koneksi TCP/IP dengan protokol TCP yang berada pada layer 4 OSI.3. Protokol TCP bertugas memastikan bahwa data yang dihasilkan oleh SMB akan dikirim ke alamat tujuan secara utuh. TCP akan menghasilkan protocol number, sign off on packet serta melakukan pelacakan setiap paket setelah memperoleh ACK (acknowledgements) yang menginformasikan bahwa paket telah sampai pada tujuan. Meskipun demikian, protokol TCP tidak memiliki mekanisme cara mencari host tujuan. Oleh karena itu, dibutuhkan proses mekanisme protokol IP yang berada pada layer 3 OSI.4. Paket data tersebut akan ditambahkan informasi pengalamatan host pengiriman dan alamat tujuan oleh protokol IP. Informasi alamat pengirim akan ditambahkan pada header paket. Adapun cara mencari alamat tujuan adalah berdasarkan NetBIOS name. Paket broadcast dikirim untuk meminta komputer dengan nama COMPUTER_B agar segera merespons. Paket data yang di-broadcast tersebut akan dikirim ke alamat IP 10.10.10.255 (alamat broadcast untuk jaringan 10.10.10.0/24. Ketika setiap host dalam jaringan tersebut menerima paket broadcast, paket tersebut akan diperiksa bahwa benar untuk dirinya atau tidak. Jika benar, (dalam hal ini host COMPUTER_B) akan merespons dengan mengirimkan alamat IP-nya. Selanjutnya, alamat tersebut ditambahkan ke header paket data.
5. Setelah IP address sender dan destination ditambahkan dalam header paket data, proses selanjutnya adalah memeriksa bahwa alamat tersebut masih dalam network ID dan broadcast ID yang sama atau tidak, Jika masih sama, berarti tidak memerlukan proses routing karena masih dalam jaringan lokal. Namun apabila memiliki network ID yang berbeda maka diperlukan proses routing. Dalam contoh ini, kedua alamat memiliki network ID dan broadcast ID yang sama, yaitu 10.10.10.0 dan 10.10.10.255.
6. Oleh karena itu, proses komunikasi tidak dilanjutkan sampai pendeteksian MAC address komputer. Perlu diketahui bahwa MAC address adalah protokol untuk data link, seperti Token Ring, Ethernet, dan lainnya. Pada protokol data link ini, pada saat mengirimkan paket, la perlu mengetahui MAC address tujuan. Jika tidak ada dalam cache ARP, function protokol ARP akan dipanggil. Selanjutnya, ARP mengirim paket broadcast untuk meminta MAC address 10.10.10.2 dan oleh komputer B akan meresponsnya dengan mengirimkan MACaddress melalui protokol data link pada jaringan lokal (layer 2).7. Pada contoh kasus komunikasi berdasarkan MAC Address, proses transmisi data menggunakan protokol data link melalui interface jaringan seperti Ethernet.8. Setelah keenam tahapan yang dijelaskan sebelumnya terpenuhi, proses transmisi data dengan share direktori berhasil dijalankan.Proses pelacakan aliran data dari pengirim dapat Anda pantau dengan menggunakan perintah tracert pada command prompt atau traceroute pada shell Linux. Perhatikan gambar berikut.
II. Penjelasan elemen routing tableRoute table atau tabel routing adalah tabel dalam perangkat yang menyimpan informasi mengenai jalur routing dalam jaringan. Informasi ini sangat penting ketika Anda akan mengirimkan data dari satu jaringan ke jaringan yang lainnya. Cara memeriksa tabel routing dalam komputer berbasis Windows telah dijelaskan pada bab sebelumnya, sedangkan tabel routing dalam perangkat router Cisco akan dijelaskan berikut.
Dalam informasi di atas, terdapat dua kelompok baris berbeda, yang pertama tentang informasi kode, seperti kode C menunjukkan bahwa jaringan sedang terkoneksi, S adalah routing statis, I adalah routing IGRP, R memberikan informasi routing RIPM adalah Mobile dan seterusnya. Adapun pada kelompok baris berikutnya mengandung informasi tentang Code, Network, AD/ Metric, Next Hop, dan Interface
Penjelasan :
1. Code, memberikan informasi tentang proses yang terjadi dalam routing tersebut.2. Network, menunjukkan alamat jaringan tujuan beserta subnet mask-nya.3. AD/Metric, merupakan nilai prioritas yang digunakan sebagai acuan untuk melakukan pemilihan jalur rute terbaik jika memiliki beberapa jalur.4. Next Hop, merupakan alamat IP router berikutnya yang tersambung dengan interface.5. Interface adalah antarmuka yang akan dilewati paket data.
III. Tiga prinsip informasi routing table
Secara prinsip dalam routing table memiliki tiga informasi penting, yaitu sebagai berikut.
1. Directly connected networksDirectly connected networks artinya bahwa setiap jaringan yang terhubung langsung ke antarmuka router secara otomatis akan dicatat dan ditambahkan ke dalam tabel route tanpa melihat berapa pun alamat IP-nya dan netmask yang digunakan.2. Network paths statically (manually) entered into the route tablePada teknik ini, semua kemungkinan jalur routing yang harus dilewati oleh paket data dari satu router ke router lainnya, didaftarkan terlebih dahulu dalam tabel routing secara statis. Metode ini sering disebut dengan routing statis. Kelemahan metode ini adalah tabel routing harus dikonfigurasi secara manual dan statis pada setiap router yang saling terhubung dalam jaringan. Dengan demikian, jika salah satu down atau terjadi penambahan perangkat router, jaringan harus dikonfigurasi ulang agar komunikasi tetap berjalan baik.3. Through one or more dynamic routing protocolsSelain routing statis, terdapat metode dynamic routing yang memiliki keunggulan dalam fleksibilitas tanpa harus mendaftarkan satu per satu router yang saling terhubung dalam jaringan. Mereka akan bekerja secara dinamis berdasarkan protokol tertentu seperti RIP, IGRP, EIGRP, OSPF, atau BGP. Protokol routing dijalankan sebagai proses pada router. Mereka bertukar informasi tentang jaringan dalam sistem dan secara otomatis mengisi tabel routing.
IV. Jenis protokol dalam routing dinamic
Berikut adalah beberapa jenis routing dinamis yang dapat Anda terapkan pada jaringan.
Ringkasan materi analogi routing
I. Proses terjadinya routing routing table
Berikut akan dijelaskan step by step proses terjadinya routing dalam sebuah jaringan. Contoh kasus yang diulas terkait pengiriman data dari komputer satu ke komputer lain dalam jaringan lokal. Dalam contoh ini, seorang user di komputer A dengan IP address 10.10.10.1/24 akan mengirimkan file melalui share direktori ke komputer B dengan IP address 10.10.10.2/24 :
1. User komputer A (10.10.10.1) akan meletakkan file pada share directory komputer B (10.10.10.2).
2. Pada komputer A, aplikasi Windows Explorer yang digunakan oleh user akan memanggil function sistem operasi untuk memulai sesi komunikasi (layer 5 OSI) dengan komputer tujuan. Pada sesi ini, komputer berbasis Windows menggunakan protokol SMB (Server Message Block) untuk melakukan banyak tugas komunikasi. Peran utama protokol SMB adalah mengatur sesi transfer file, tetapi sebagai catatan SMB tidak menangani proses transfer itu sendiri (hanya mengatur sesi pengiriman). Adapun untuk menangani proses transfer, SMB akan memanggil koneksi TCP/IP dengan protokol TCP yang berada pada layer 4 OSI.
3. Protokol TCP bertugas memastikan bahwa data yang dihasilkan oleh SMB akan dikirim ke alamat tujuan secara utuh. TCP akan menghasilkan protocol number, sign off on packet serta melakukan pelacakan setiap paket setelah memperoleh ACK (acknowledgements) yang menginformasikan bahwa paket telah sampai pada tujuan. Meskipun demikian, protokol TCP tidak memiliki mekanisme cara mencari host tujuan. Oleh karena itu, dibutuhkan proses mekanisme protokol IP yang berada pada layer 3 OSI.
4. Paket data tersebut akan ditambahkan informasi pengalamatan host pengiriman dan alamat tujuan oleh protokol IP. Informasi alamat pengirim akan ditambahkan pada header paket. Adapun cara mencari alamat tujuan adalah berdasarkan NetBIOS name. Paket broadcast dikirim untuk meminta komputer dengan nama COMPUTER_B agar segera merespons. Paket data yang di-broadcast tersebut akan dikirim ke alamat IP 10.10.10.255 (alamat broadcast untuk jaringan 10.10.10.0/24. Ketika setiap host dalam jaringan tersebut menerima paket broadcast, paket tersebut akan diperiksa bahwa benar untuk dirinya atau tidak. Jika benar, (dalam hal ini host COMPUTER_B) akan merespons dengan mengirimkan alamat IP-nya. Selanjutnya, alamat tersebut ditambahkan ke header paket data.
5. Setelah IP address sender dan destination ditambahkan dalam header paket data, proses selanjutnya adalah memeriksa bahwa alamat tersebut masih dalam network ID dan broadcast ID yang sama atau tidak, Jika masih sama, berarti tidak memerlukan proses routing karena masih dalam jaringan lokal. Namun apabila memiliki network ID yang berbeda maka diperlukan proses routing. Dalam contoh ini, kedua alamat memiliki network ID dan broadcast ID yang sama, yaitu 10.10.10.0 dan 10.10.10.255.
6. Oleh karena itu, proses komunikasi tidak dilanjutkan sampai pendeteksian MAC address komputer. Perlu diketahui bahwa MAC address adalah protokol untuk data link, seperti Token Ring, Ethernet, dan lainnya. Pada protokol data link ini, pada saat mengirimkan paket, la perlu mengetahui MAC address tujuan. Jika tidak ada dalam cache ARP, function protokol ARP akan dipanggil. Selanjutnya, ARP mengirim paket broadcast untuk meminta MAC address 10.10.10.2 dan oleh komputer B akan meresponsnya dengan mengirimkan MACaddress melalui protokol data link pada jaringan lokal (layer 2).
7. Pada contoh kasus komunikasi berdasarkan MAC Address, proses transmisi data menggunakan protokol data link melalui interface jaringan seperti Ethernet.
8. Setelah keenam tahapan yang dijelaskan sebelumnya terpenuhi, proses transmisi data dengan share direktori berhasil dijalankan.
Proses pelacakan aliran data dari pengirim dapat Anda pantau dengan menggunakan perintah tracert pada command prompt atau traceroute pada shell Linux. Perhatikan gambar berikut.
II. Penjelasan elemen routing table
Route table atau tabel routing adalah tabel dalam perangkat yang menyimpan informasi mengenai jalur routing dalam jaringan. Informasi ini sangat penting ketika Anda akan mengirimkan data dari satu jaringan ke jaringan yang lainnya. Cara memeriksa tabel routing dalam komputer berbasis Windows telah dijelaskan pada bab sebelumnya, sedangkan tabel routing dalam perangkat router Cisco akan dijelaskan berikut.

Dalam informasi di atas, terdapat dua kelompok baris berbeda, yang pertama tentang informasi kode, seperti kode C menunjukkan bahwa jaringan sedang terkoneksi, S adalah routing statis, I adalah routing IGRP, R memberikan informasi routing RIP
Penjelasan :
1. Code, memberikan informasi tentang proses yang terjadi dalam routing tersebut.
2. Network, menunjukkan alamat jaringan tujuan beserta subnet mask-nya.
3. AD/Metric, merupakan nilai prioritas yang digunakan sebagai acuan untuk melakukan pemilihan jalur rute terbaik jika memiliki beberapa jalur.
4. Next Hop, merupakan alamat IP router berikutnya yang tersambung dengan interface.
5. Interface adalah antarmuka yang akan dilewati paket data.
III. Tiga prinsip informasi routing table
Secara prinsip dalam routing table memiliki tiga informasi penting, yaitu sebagai berikut.
1. Directly connected networks
Directly connected networks artinya bahwa setiap jaringan yang terhubung langsung ke antarmuka router secara otomatis akan dicatat dan ditambahkan ke dalam tabel route tanpa melihat berapa pun alamat IP-nya dan netmask yang digunakan.
2. Network paths statically (manually) entered into the route table
Pada teknik ini, semua kemungkinan jalur routing yang harus dilewati oleh paket data dari satu router ke router lainnya, didaftarkan terlebih dahulu dalam tabel routing secara statis. Metode ini sering disebut dengan routing statis. Kelemahan metode ini adalah tabel routing harus dikonfigurasi secara manual dan statis pada setiap router yang saling terhubung dalam jaringan. Dengan demikian, jika salah satu down atau terjadi penambahan perangkat router, jaringan harus dikonfigurasi ulang agar komunikasi tetap berjalan baik.
3. Through one or more dynamic routing protocols
Selain routing statis, terdapat metode dynamic routing yang memiliki keunggulan dalam fleksibilitas tanpa harus mendaftarkan satu per satu router yang saling terhubung dalam jaringan. Mereka akan bekerja secara dinamis berdasarkan protokol tertentu seperti RIP, IGRP, EIGRP, OSPF, atau BGP. Protokol routing dijalankan sebagai proses pada router. Mereka bertukar informasi tentang jaringan dalam sistem dan secara otomatis mengisi tabel routing.
IV. Jenis protokol dalam routing dinamic
Berikut adalah beberapa jenis routing dinamis yang dapat Anda terapkan pada jaringan.
0 comments: